Museum Galeri Nasional
Pemberhentian secara total baru dilaksanakan pada tahun 1961 dengan mengeluarkan keputusan penguasa tertinggi No. 5 tahun 1962 yang langsung ditandatangani oleh Soekarno, presiden pada masa itu. Keputusan tersebut berisi tentang segala larangan mengenai gerakan Vijmetselaren Lorge dan Yayasan Raden Saleh yang dibubarkan. Akibat keputusan tersebut, sekolah-sekolah yang dibentuk oleh Yayasan Raden Saleh harus diberhentikan dan seluruh asetnya ada yang diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia, dan kemudian diserahkan kepada pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Simak juga sejarah museum di ponorogo.
Pembangunan galeri ini dimulai dari sini, dimana Galeri Nasional awalnya dirintis dengan nama Wisam Seni Nasional / Pusat Pembangunan Kebudayaan Nasional. Sebagai kepala Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Fuad Hasan merancang ulang gedung tersebut dan merubahnya menjadi Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud pada tahun 1987. Gedung pameran ini berhasil merebut perhatian masyarakat untuk lebih mengenal seni. Oleh karena itu, setelah 8 tahun kemudian pameran kesenian tersebut berusaha untuk dikembangkan. Dalam perkembangannya dan perubahan nama gedung ini, Prof. Edi Sedyawati memperjuangkannya untuk mengubah Namanya menjadi Galeri Nasional Indonesia sejak tahun 1955.
Pameran ini merupakan kegiatan pameran seni tematis yang diselenggarakan dalam periode tertentu. Masing-masing ruangan yang digunakan akan dikhususkan untuk memajang satu tema karya seni rupa modern dan kontemporer. Maka jika ada sebuah pameran lukisan, maka satu ruangan tersebut akan dipenuhi dengan lukisan saja
.Pameran Tetap
Sedangkan, jika pengunjung ingin menikmati kolesi yang dimiliki oleh Galeri Nasional Indonesia, mereka bisa datang ke pameran tetap koleksi Galeri Nasional yang diselenggarakan oleh dua kurator galeri, yakni Citra Smara Dewi dan Suwarno Wisetra. Pameran tetap ini memamerkan sebanyak 109 karya seni rupa dari kolesi pameran Galeri Nasional Indonesia ataupun koleksi karya seni milik negara. Sebagian besar dari koleksi yang ada merupakan hasil karya para maestro terkenal seperti Affandi, Hendra Gumawan, Otto Djaja, Popo Iskandar, Srihadi Soedarsono, Djoko Pekik, dan masih banyak lagi. Tidak hanya maestro Indonesia, tetapi pameran ini juga menampilkan karya maestro mancanegara seperti Hans Arp, Sonia Delaunay, Zao Wou-Ki, Wassily Kandinsky, Hans Hartung, dan Victor Vasarely.
Dalam pameran tetap, semua karya seni yang dipajang ditata dan dibagi menjadi 11 ruangan yang dilengkapi dengan informasi. Kesebelas ruangan ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Galeri 1 dan Galeri 2. Dalam Galeri 1, seni yang ditampilkan berupa seni rupa modern dari Indonesia dan Internasional yang dibagi menjadi 7 ruangan. Sedangkan untuk Galeri 2 dibagi menjadi 4 ruangan. Bagi para pengunjung yang ingin menikmati pameran tetap, mereka bisa datang ke Gedung B lantai 2 secara gratis.
Pameran Keliling ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pengelola Galeri Nasional Indonesia untuk memamerkan koleksi seni rupa yang ada di museum kepada masyarakat luas. Selain untuk memperkenalkan koleksi seninya, jenis pameran ini juga digunakan sebagai ajang untuk meningkatkan kreatifitas dan apresiasi seni untuk para seniman yang masih berada di tingkat daerah.
Komentar
Posting Komentar